Selasa, 05 Juli 2011

kisah

Katak.
Di kolam kecil dekat sebuah pertanian,
hiduplah seekor katak hijau. Si katak menikmati hari – harinya dengan berenang, bernyanyi, atau duduk diatas daun teratai sambil makan nyamuk.
Hingga suatu hari seekor burung hantu hinggap di dahan pohan dekat kolam. Si katak menyapa burung hantu dan mengajaknya bermain, tapi burung hantu menolaknya. Kata si burung hantu, “Kegiatanmu tampaknya memang sangat mengasyikkan! Tapi apa gunanya? Kau harus mencari kegiatan yang lebih berguna! Seperti aku memburu tikus yang menyusahkan petani…” Si katak tertegun mendengar hal itu. Lalu si katak bergumam, “Ah, benar juga apa kata si burung hantu. Aku ini makhluk tak berguna. Yang kutahu hanya berenang! Aku harus mencari kegiatan berguna…”
Maka pergilah si katak ke kandang ayam. Ia melihat ayam sedang duduk diatas tumpukan jerami. “Apa yang sedang kau lakukan wahai Ayam?” tamya si Katak. “Aku baru saja bertelur. Sekarang aku sedang mengerami telur – telurku dan tuanku si Petani akan sangat menyukainya!” jawab si Ayam. Katak mengangguk – angguk lalu berkata, “Kalau begitu aku juga mau mengerami telur!” “Wah,
kau tentu saja harus bertelur dulu!” Jawab si Ayam. Katak menggeleng, “Aku tidak bisa bertelur…”
Pergilah si Katak ke kandang sapi, dan
melihat petani sedang memerah susu. “Wahai sapi, apa yang kaulakukan?” Tanya si katak. “Petani sedang memerah susuku, kawan. Aku makan rumput dan menghasilkan susu, dan susuku sangat berguna untuk manusia,” jawab si sapi. “Kalau begitu akuakan makan rumput dan menghasilkan susu juga!” sahut si katak. Maka si katak mendekati tumpukan rumput kering dan mencoba memakannya. Baru gigitan pertama, si katak sudah memutahkan kembali rumput tersebut. “Oh, rasanya sangat menjijikkan! Aku tidak bisa makan rumput…” “Kalau begitu kau tidak bisa menhasilkan susu,” jawab sapi.
Katak melangkah gontai kembali ke kolamnya. “Aku makhluk tak berguna, aku bodoh dan buruk rupa…” tangisnya sedih. Ia duduk diatas daun teratai dan hanya makan sedikit sekali nyamuk.
Hingga tiba – tiba seraut wajah mungil muncul di depannya! Ternyata putri si petani. Gadis kecil itu tersenyum melihat si Katak, “Ah, rupanya disitulah kau berada. Aku suka sekali mendengarkan suaramu, membuat hatiku ringan saat aku sedih. Dan terima kasih karena telah menangkap nyamuk – nyamuk yang mengganggu
tidurku!” ucap gadis kecil tersebut.
Katak pun tersadar dari kesedihannya. Ia bukanlah makhluk tak berguna. Ia adalah katak, dan ia berguna sebagai seekor katak!
Tanadi Santoso
Dicopy dan disiarkan ulang oleh : arigato